
Sepuluh hari pertama bulan Ramadhan adalah periode yang sangat penting dan memiliki banyak keutamaan. Di waktu ini, umat Islam disarankan untuk meningkatkan ibadah dan amalan kebaikan. Tahap awal Ramadhan ini sering disebut dengan “Asyura”. Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, sangat dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai bulan puasa. Durasi bulan Ramadan berkisar antara 29 hingga 30 hari, tergantung pada pengamatan hilal di berbagai wilayah. Selama periode ini, umat Islam berpuasa mulai dari fajar hingga matahari terbenam setiap hari.
Perintah berpuasa telah dijelaskan dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah ayat 183, yang menyatakan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Pada bulan Ramadan, terdapat pembagian menjadi tiga fase, yaitu fase pertama, kedua, dan ketiga. Setiap fase ini memiliki keistimewaannya sendiri yang bisa dimanfaatkan oleh umat Islam untuk melakukan ibadah.
Fase awal bulan Ramadan, yang mencakup 10 hari pertama dalam bulan suci ini, dikenal sebagai fase rahmat. Sebagaimana dikutip oleh NU Online, dalam hadist yang sering dikutip mengenai pembagian keutamaan bulan Ramadhan menjadi tiga, disebutkan:
“Awal Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah pengampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.” (Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syuʽabul Iman dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah.)
Fase ini sering dianggap sebagai fase yang paling menantang karena umat Islam harus beradaptasi dari kebiasaan makan dan minum sesuai keinginan menjadi menahan diri. Namun, bagi mereka yang mampu melewati fase ini dengan kesabaran dan ketulusan demi Allah SWT, pasti akan mendapatkan pahala.
Selama fase ini, Allah SWT membuka pintu rahmat-Nya seluas-luasnya bagi umat Islam yang menjalankan puasa dan melakukan amal kebaikan dengan ikhlas di bulan Ramadhan. Dalam Surat Al-Zalzalah ayat 7-8, Allah berfirman:
“Barangsiapa yang melakukan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang melakukan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Fase kedua bulan Ramadan, yang disebut sebagai fase maghfirah atau ampunan, merupakan tahap penting setelah fase rahmat. Rasulullah saw. mengajarkan bahwa 10 hari kedua Ramadan adalah waktu yang dipenuhi dengan ampunan, oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk berusaha mencari ampunan Allah SWT.
Ampunan yang dikaruniakan selama 10 hari kedua Ramadan ditujukan untuk keselamatan orang-orang yang sedang menjalankan puasa. Mereka akan diampuni dosa-dosanya sebagai tanda kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-Nya.
Hal ini dinyatakan dalam Surat Ali Imran ayat 133:
۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ١٣٣
“Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sebesar langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”
Fase terakhir bulan Ramadan, yang mencakup 10 hari terakhir dari bulan suci ini, dikenal sebagai fase pembebasan dari api neraka. Menjelang akhir bulan, merupakan waktu yang paling tepat bagi seluruh umat Islam untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah. Fase ketiga Ramadan juga dipercayai sebagai saat turunnya Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar adalah malam yang dipercayai memiliki keistimewaan luar biasa, di mana ibadah yang dilakukan pada malam ini dianggap lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan.
Dengan demikian, telah dijelaskan mengenai nama 10 hari pertama Ramadan dan penjelasan mengenai tiga fase bulan Ramadan. Hari-hari istimewa dalam bulan Ramadan ini sebaiknya dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan amal ibadah. Semoga informasi ini bermanfaat.